Ancaman Riya dalam Ibadah
Orang yang riya dalam amalnya, ia tidak akan mendapatkan pahala dari amalnya tersebut. Bahkan justru ia akan menjadi orang yang pertama diseret ke dalam neraka, walaupun ia telah melakukan amal-amal yang besar dalam Islam, seperti: mati syahid di medan perang, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, membaca al-Qur’an dan bersedekah. Karena semua peribadahannya itu tidak murni dipersembahkan kepada Alloh Ta’ala. Nabi ﷺ bersabda,
“Golongan pertama yang diberi keputusan pada hari kiamat adalah tiga orang, pertama orang yang mati syahid, kemudian orang tersebut didatangkan, diperlihatkan kepadanya kenikmatannya, maka iapun mengetahuinya, Allah berfirman kepadanya; apakah yang engkau perbuat padanya? Orang tersebut menjawab, saya berperang karena-Mu hingga mati syahid. Allah berfirman; engkau dusta, tetapi engkau berperang agar dikatakan; Fulan adalah orang pemberani, sehingga dikatakanlah hal itu. Kemudian orang tersebut diperintahkan untuk dibawa pergi lalu diseret wajahnya hinggi dicampakkan ke Neraka.
Dan seorang laki-laki yang mempelajari ilmu, dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an, kemudian orang tersebut didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatannya, maka iapun mengetahuinya. Allah berfirman kepadanya; apakah yang engkau perbuat padanya? Orang tersebut menjawab, saya mempelajari ilmu, dan mengajarkannya, serta karena-Mu saya membaca Al-Qur’an. Allah berfirman, engkau berdusta, akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan, ia orang alim, dan engkau membaca Al-Qur’an agar dikatakan, ia orang yang pandai membaca, sehingga dikatakanlah hal itu. Kemudian orang itu diperintahkan untuk dibawa pergi lalu diseret wajahnya hingga dicampakkan ke neraka.
Dan seorang laki-laki yang Allah luaskan rezekinya dan Allah berikan seluruh macam harta, kemudian orang tersebut didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatannya, maka ia pun mengetahuinya. Allah berfirman kepadanya, apakah yang engkau perbuat padanya? Orang tersebut menjawab, tidak ada suatu jalanpun yang Engkau cintai sebagaimana saya menghendaki untuk berinfak kepadanya, kecuali saya telah berinfak padanya karena-Mu. Allah berfirman, engkau berdusta, tetapi agar dikatakan, ia orang yang dermawan, sehingga hal itupun dikatakan. Kemudian orang tersebut diperintahkan untuk dibawa pergi lalu diseret wajahnya hingga dicampakkan ke neraka.” (HR. Muslim, An-Nasa’i)
Orang yang riya dalam amalnya, maka ia akan kehilangan pahala dari amalnya tersebut. Sungguh, Alloh Ta’ala tidak akan menerima suatu amal hingga amal itu hanya ditujukan karena Alloh Ta’ala semata. Dalam Qur’an disebutkan, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekah kamu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 264)
Pelaku riya’ tidak akan mendapatkan ganjaran di akhirat. Barangsiapa di antara umat ini melakukan amal akhirat untuk tujuan dunia, maka dia tidak akan mendapatkan bagian di akhirat. Nabi ﷺ bersabda,
فَمَنْ عَمِلَ عَمَلَ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ
“Barangsiapa di antara mereka mengerjakan amal akhirat karena dunia, maka di akhirat ia tidak akan mendapatkan bagian.” (HR. Ahmad dan al-Hakim)
Dalam hadis qudsi Alloh Ta’ala berfirman, “…Wahai manusia! Beramallah kalian dengan ikhlas karena Alloh Ta’ala. Sesungguhnya Alloh tidak menerima amal seseorang kecuali yang didasari keikhlasan kepada-Nya. Janganlah kalian mengucapkan, “Ini karena Alloh Ta’ala dan kerabat”, karena dengan demikian, berarti amalannya karena kerabat saja, tidak sedikit pun karena Alloh Ta’ala. Jangan pula kalian mengucapkan “Ini karena Alloh Ta’ala dan karena wajah-wajah kalian”, karena yang demikian berarti amalannya hanyalah untuk kehormatan pemimpin kalian saja, tidak sedikit pun karena Alloh Ta’ala.” (Lihat: HR. Al-Bazzar dan Baihaqi)
Riya’ mewariskan kehinaan dan kerendahan bagi pelakunya. “Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Alloh akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hamba-Nya dan Alloh akan rendahkan dia serta menghinakannya”.
مَنْ يُسَمِّعِ النَّاسَ بِعَمَلِهِ يُسَمِّعُ اللَّهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خَلْقَهُ، وَصَغَّرَهَ، وَحَقَّرَهُ
(HR. Ath-Thobroni)
Rosululloh ﷺ bersabda, Alloh Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “Aku paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa beramal dengan suatu amalan, dia menyekutukan selain Aku bersama–Ku pada amalan itu, maka Aku akan tinggalkan dia dan sekutunya.”
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
(HR. Muslim)
Orang yang riya dalam beribadah pasti akan celaka. Sebagaimana dengan tegas disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
فَوَيۡلُ لِّلۡمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ٱلَّذِينَ هُمۡ يُرَآءُونَ
“Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya’.” (QS. Al-Ma’un: 4-6)
Apabila seseorang beribadah namun dengan riya berarti di dalam dirinya terdapat tanda-tanda orang munafiq, karena orang munafiq ketika beribadah mereka selalu riya untuk mencari popularitas di hadapan manusia.Allah berfirman,
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيْلًا
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisaa’: 142)
Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata, “Apa pendapatmu tentang seorang yang berperang mencari pahala dan gelar nama? Apa yang dia akan peroleh? Rosululloh ﷺ bersabda: “Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Dia mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, akan tetapi Rosululloh ﷺ menjawab, “Dia tidak mendapatkan apa-apa. Kemudian Nabi ﷺ bersabda,
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Alloh tidak menerima amalan kecuali amalan yang murni dan mencari wajah Alloh.” (HR. An-Nasa’i)
Riya termasuk syirik asghor, syirik yang paling dikhawatirkan oleh Rosululloh ﷺ menimpa umatnya. Karena kelak Alloh Ta’ala akan berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka:
اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan dari perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (Lihat: HR. Ahmad)
Barangsiapa yang belajar satu ilmu yang seharusnya diniatkan karena Alloh Ta’ala, namun ia mempelajarinya agar mendapatkan nikmat dunia, maka ia tidak akan mendapatkan meskipun hanya sekedar harumnya surga pada hari kiamat.
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا لِغَيْرِ اللهِ أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللهِ، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa mempelajari ilmu dengan tujuan kepada selain Allah atau menghendaki dengannya selain Allah, maka persiapkanlah tempat duduknya di neraka. (HR. Abu Dawud)
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Andi di Sini!