Tidak ada habisnya airmata kita menetes jika kita senantiasa mendalami, meresapi kisah kisah tauladan pendahulu kita (sahabat dan ulama) tentang sedekah mereka yang luar biasa. Begitu tidak masuk akal, betapa keimanan dan ketaqwaan mereka tak tergapai, pdahal merekapun sama seperti kita, manusia biasa tempatnya salah dan lupa.
Dari ibnu Az zubair Radhiallahu anhuma, beliau berkata “Saya tidak pernah melihat perempuan yang sangat dermawan dibanding dengan Aisyah r.a dan Asma r.a. Adapun Aisyah r.a, Ia selalu mengumpulkan sesuatu jika sudah terkumpul banyak maka ia akan segera membagi-bagikannya, sedangkan Asma r.a maka beliau tidak pernah menyimpan sesuatu hingga keesokan harinya (disedekahkan semua)”. (HR. al-Bukhari)
Kisah sedekah Aisyah r.a
Malik meriwayatkan dalam al-muwatha “Bahwasanya telah sampai kepadanya dari Ummul mukminin Aisyah r.a – Bahwa seorang miskin meminta kepadanya, sedang dia berpuasa dan tidak ada suatu makananpun di rumahnya kecuali roti kering, lalu dia berkata pelayannya, ‘berikanlah roti itu kepadanya’, pelayan itu berkata,’tidak ada lagi makanan yang dapat engkau makan untuk berbuka’, Aisyah r.a berkata, ‘berikanlah roti itu kepadanya’, dia berkata,’Lalu saya memberikannya’, dan di sore hari kami diberi sebuah hadiah dari keluarga atau seseorang yang (sebelumny) tidak pernah menghadiahkan kepada kami domba, dan dia menutupinya dengan minyak Za’faran, lalu Aisyah r.a memanggilku seraya berkata, ‘ Makanlah makanan ini, hal ini lebih baik dari sepotong rotimu tadi”.
Kisah kedermawanan sedekah ummul mukminin Aisyah r.a yang lainnya
Dari seorang wanita yang sering mendatangi Aisyah r.a, dia berkata, “Ibnu az-Zubair r.a mengirimkan sejumlah harta kepada Aisyah r.a di dalam dua kantung, Aisyah berkata, ‘saya mengira seratus delapan puluh ribu,’ lalu beliau meminta mangkok padahal saat itu beliau sedang berpuasa, lalu beliu duduk seraya membagikan harta tersebut kepada orang-orang, dan tidaklah tersisa untuknya saat itu satu dirhampun, dan di sore harinya Aisyah r.a berkata, ‘Wahai pelayan, berikanlah makanan berbuka untukku,’ lalu dia dating membawa roti dan minyak seraya berkata kepada Aisyah r.a, “Tidakkah engkau mampu untuk membeli daging buat kita dengan satu dirham saja, dari harta yang engkau bagikan hari ini untuk berbuka?’
Belaiau ummul mukminin Aisyah r.a menjawab, “janganlah kamu menyesaliku, karena jika seandainya engkau mengingatkanku tadi, pastilah akan ku lakukan”.
Aneh? Mungkin akan terasa aneh bagi kita, bagaimana seorang manusia yang tengah menahan lapar puasa ia tak berfikir sama sekali untuk berbuka dengan makanan yang enak, padahal saat itu ia sedang memegang begitu banyak harta.
Begitulah jika keimanan sudah memuncak, apalah arti sebongkah emas dan perak jika dibandingkan istana dan kebahagiaan surga yang bisa ia peroleh dengan menyedekahkan harta itu dijalan Allah.
Penulis : Wira-Al Ghoruty